Sebulan akhir ini si Jimmy mulai ga mau duduk di high chairnya, maunya duduk di kursi makan biasa, sok anak gede padahal 100 cm aja belum tingginya. Malah makin berantakan dong makannya, wong jadi kependekan =D
Tapi yo wis lah tak ikutin, dan untungnya sempat beli booster bekas, jadi mulai kepake deh.
Sebenernya dia coba nego-nego untuk duduk di tempat lain selain meja makan (ruang mainnya lah, depan sofa lah, dll.), tapi plis dehhhh, makan yoghurt sebelah sofa kulitku yang masih dicicil belinya???? No way bus way lah yaw.
Sekarang dia makin aktif mainnya, maunya mainnnnn terus. Jadi kalau jam ngemil jangan harap dia mau duduk di meja makan. Jadi sekarang tak taruh aja cemilannya di piring di meja rendah dekat dia main. Mau makan ya ambil sendiri. Jadi di sela main kereta-keretaan dia comot 1 pepaya, lanjut main lagi.
Trus ya, si anak ini sudah mengerti bahwa snack itu kadang memang lebih nikmat dari makanan utama =P
Contoh: Kita ceritanya lagi di food court AhPoong Bogor jam makan siang. Nasi dan sop buntut (mahal) sudah menanti Jimmy di piring yang cantik. Tapi sepersekian detik matanya melihat snack cookies yang ada dalam tasku. Ngerengek lah dia minta si cookies. Aku bilang makan tuh nasi dan sop buntut, ini waktunya makan siang. Ga seneng lah dia, dan 'nangis' (tanpa air mata - you know lah anak kalau drama). Aku cuekin aja. Terserahhhh mau nangis kayak apa, kalau mau makan ya makan nasi ini, kalau ga mau ya ga usah makan sama sekali.
30 detik kemudian, dia berhenti, ceria kembali, dan duduk manis untuk makan si sop buntut =D
Btw, 30 detik kesannya sebentar banget ya, tapi percayalah, itu cukup untuk menjadi PUSAT PERHATIAN orang sekitar.
Intinya: sebenarnya anak bukan pemakan yang 'pemilih', mereka cuman iseng aja nguji nyali kita di tempat umum =P
No comments:
Post a Comment