Sunday, March 15, 2015

Alasan BLW masuk akal

Semua orang memulai BLW untuk alasan yang berbeda-beda:
  • Ada yang kurang suka masak, jadi kayaknya BLW praktis buat mereka
  • Ada yang pernah lihat anak BLW lainnya dan takjub dan pengen menerapkan hal yang sama ke bayinya
  • Ada yang males nyuapin, atau ngejar-ngejar anak untuk disuapin pas gede nantinya
  • Ada yang karena memang anaknya ga mau disuapin sama sekali, jadi iseng coba-coba biarin dia makan sendiri, ehhh mau. Jadilah ber-BLW
  • Ada yang benar-benar mempelajari dan menyukai filosofi BLW dan mengambil keputusan untuk mengikutinya, dll. dst.

Kalau aku pribadi dimulai dengan alasan #1 hihihi...kemudian aku pelajari deh si BLW ini panjang lebar dari semua sumber yang ada di Internet (belum beli buku BLW waktu itu), dan akhirnya alasanku bergeser ke #5.

Penting lho untuk dari awal mempertanyakan diri sendiri kenapa kita mau menerapkan BLW ke bayi kita. Karena keyakinan itulah yang akan 'menyelamatkan' kita ketika kita mulai ragu dengan konsep ini dan meragukan kemampuan bayi kita.
Bisa dibilang BLW itu bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian. Pada awalnya mungkin bayi akan memakan waktu yang lama untuk mengambil makanannya dan memasukkan ke mulut.
Jadi, keyakinan ibu adalah kunci dari kesuksesan BLW. Tentunya kalau ada dukungan dari suami, dll akan sangat membantu. Tetapi pada dasarnya semua akan bergantung pada kita.

Jadi semangat ya ibu-ibu memperdalam pengetahuan tentang BLW, entah itu dari Internet, dari buku, dari forum, dari grup BLW Indonesia, dll.


Untuk aku pribadi, ini informasi yang paling bikin aku yakin tentang BLW (sumber dari buku Baby-Led Weaning karangan Gill Rapley & Tracey Murkett):

Bayi kita berguling, merangkak, duduk, berdiri, berjalan dan berbicara tanpa perlu diajarkan, Mereka mengembangkan keterampilan tersebut dengan sendirinya secara alami ketika mereka siap. Siapa yang pernah ngalamin - ditinggal sebentar eh tiba-tiba bayi sudah berguling dari kasur ke ke lantai =P


Apakah kita bisa paksa mereka untuk belajar semua itu? Ga kan? Pasti akan terjadi sendiri ketika mereka siap, dan kita hanya bisa memberikan mereka kesempatan untuk belajar melakukannya secara alami.
Contoh: Kalau kita menaruh bayi kita di lantai, ini memberi dia kesempatan untuk berguling-guling (bayangin kita yang paksa gulingin-gulingin dia...kasihan kan =P)
Sama halnya dengan berdiri dan berjalan. Jia terus diberi kesempatan, akhirnya bayi akan melakukannya sendiri.

Mengapa pemberian makanan harus berbeda?


Kalau ibu-ibu lain, apa alasan menerapkan metode BLW?

4 comments:

  1. Pertama kali tahu BLW itu waktu awal A'isyah Mpasi.. g sengaja baca di facebook, karena penasaran akhirnya gabung deh sama grupnya.. excited banget sampe beli feeding seat.. hehe.. menu pertama A'isyah BLW adalah wortel kukus, g nyangka banget ternyata A'isyah suka dan habis dikunyah pakai gusi. Sampai sekarang A'isyah usia 7m15d..setiap hari di sempetin BLW menunya variasi, brokoli kukus, pepaya, melon, alpukat, jeruk buah naga... swnang rasanya lihat anak semangat makan sendiri di kursinya, ekspresinya lucu dan merupakan kebahagiaan sendiri buat mengabadikan setiap moment A'isyah BLW.. beberapa saudaraku heran kok pinter banget makannya.. Buat saya pribadi BLW bikin anak lebih mandiri dan solusi buat anak yg lagi GTM 😄

    ReplyDelete
  2. Awalnya tertarik BLW karna takjub lihat postingan temen di fb yg anak pertamanya sukses BLW. Aku jd banyak tanya cara & pengalaman dia berBLW, trs disarankan supaya aku join grup blw di fb. Wah jd makin tertarik!
    Alasan ke2 yg bikin aku pingin BLW adalah: simpel, hemat waktu & menyenangkan. Tiga hal itu aku rasakan di hari pertama baby Bella mpasi metode BLW. Kebetulan waktu itu paaaaas bgt kami baru pulang dr perjalanan panjang, jd kulkas kosong-badan capek-ga punya ide masakan.
    Berkat BLW, dalam waktu sekejap aku bisa siapkan potongan wortel & kentang kukus. Baby Bella tampak menikmati "mainan" barunya yg bisa dikunyah & ditelan sesukanya. Akupun menikmati pemandangan seru itu, walaupun campur deg2an karna Bella sempat beberapa kali tersedak. Hampir sebulan berBLW, Bella sekarang makin mahir mengunyah & jarang tersedak. Dulu takjub lihat anak temen, sekarang takjub lihat kemandirian anak sendiri :-)

    ReplyDelete
  3. Buat saya tiap tahap perkembangan anak dari mulai mengandung sampai dia dewasa pasti ada hal-hal yang dikhawatirkan seorang ibu. Salah satu cara mengatasi kecemasan adalah dengan menambah wawasan. Sama halnya dengan metode makan
    Waktu Bintang umur 5 bulan saya sudah siap-siap membaca berbagai macam metode pemberian mpasi. Tidak sengaja ada informasi mengenai BLW di internet lalu tidak sengaja juga ada teman saya posting di instagram foto anaknya yg sedang makam sendiri. Saya pun tertarik karena metode ini baru buat saya. Di keluarga saya dan suami turun temurun makan dengan disuapi dan dimulai dengan bubur-buburan. Saya dan suami selalu memegang prinsip bahwa anak memiliki haknya sendiri, saya dan suami hanya memfasilitasi, mengarahkan dan mendukung. Setelah saya membaca dari berbagai macam artikel, filosofi dan value value dari metode BLW ini sesuai dengan prinsip yang saya dan suami pegang. Bahwa bayi adalah seorang individu yang memiliki hak dan kehendak, biarkan dia memiliki keputusannya sendiri. Saya pun berburu buku BLW dan akhirnya saya dapat langsung dari penerjemahnya karena sudah sangat langka. Setelah dibaca saya semakin yakin bahwa metode ini bukan hanya tentang metode pemberian makanan tetapi mengenai memberikan kepercayaan untuk anak menentukan dan mengambil keputusan. Metode ini memberi kesempatan kepada anak untuk bukan hanya belajar makan tetapi belajar mengenai dirinya sendiri. Rasa atau tekstur apa yang menjadi kesukaannya, seberapa besar porsi makannya. Metode ini juga akan menumbuhkan kepercayaan diri pada anak karena orang tua percaya padanya terlebih dahulu.

    ReplyDelete
  4. Ibu-ibu terima kasih sudah berbagi, mohon email ke aku ya di blwindonesia@gmail.com alamatnya, biar tak kirim bib-nya. Terima kasih!

    ReplyDelete