Tuesday, March 31, 2015

Fase Jimmy: jejelin semua makanan dalam mulut!

Ga tau ya kalau ada yang ngalamin ini juga, tapi Jimmy dulu sempat mengalami masa-masa ini pas dia dibawah 1 tahun kayaknya (nanti tak cari videonya ya):

Semua makanan di depan dia dijejelin sebanyak mungkin ke dalam mulutnya zzzzzzzzz


Sebanyak mungkin dalam arti sampai mulutnya ga bisa nutup saking kebanyakan makanan!

Setelah itu ada beberapa kemungkinan yang terjadi:
  1. Dia berhasil mengunyah dan menelan semuanya dengan baik - halleluyaaa
  2. Dikeluarin lagi makanannya dari mulutnya (dengan latar belakang mamanya yang melotot)
  3. Dia tersedak sedikit sehingga balik lagi ke nomor 2
Kenapa dia melakukan itu? Hanya Tuhan yang tahu.

Setelah berhari-hari seperti ini akhirnya suami menyarankan untuk taruh makanan secukupnya saja dulu di piringnya, kalau dia sudah habiskan baru ditambahin lagi. Ya lumayan membantu.

Tapi tenang, fase itu berlalu juga kok dengan sendirinya setelah kurang lebih 2-3 minggu fiuhhh.

Friday, March 27, 2015

Perlukah kursi tinggi (high-chair) untuk BLW?

Ini banyak dipertanyakan oleh ibu-ibu yang mau mulai BLW, perlu ga sih punya high-chair?
Jawabannya singkat: Ga perlu. Bayi bisa makan dipangku atau lesehan.

TAPI secara pribadi high-chair itu membantu banget untuk kita bisa observasi bayi pas makan. Dan sebaliknya, bayi pun bisa observasi kita makan, jadi bisa mencontohkan. Kalau dipangku kan agak susah ya untuk lihatnya. Dan BLW itu berantakannn, jadi kalau dipangku kita juga ikut berantakan =D
Kalau lesehan kadang bayi duduknya agak susah untuk tegap, dan sebenarnya kalau aku pribadi  kurang nyaman makan lesehan karena perutnya ketekuk =P

Kelebihan lain high chair adalah kita bebas bergerak dan si bayi bisa aman kita tinggalin disitu, karena pas jam makan aku biasanya suka mondar mandir ke dapur, ambil makanan yang kurang lah, ambil minuman lah, dll. Awal-awal BLW tuh bisa lama lho durasinya sekali makan, jadi kadang kalau pangku kita malah jadi kurang sabar karena kitanya pegal/bosen/ga bisa banyak gerak.
Satu lagi, kalau makan di restoran, bayi akan sudah terbiasa duduk di high chair karena sudah latihan di rumah.

Pas hari pertama BLW, Jimmy pakai bumbo seat yang aku sewa, karena aku merasa dia belum terlalu bisa tegap. Tapi aku liat dia kayak ga nyaman, jadi besoknya aku pindahin ke high chair yang kita beli di Informa, sambil diselipin handuk di kanan kiri dan belakangnya. High-chair ini berguna dan dipakai sampai Jimmy 1 tahun 9 bulan (jadi total kepake selama 15 bulan). Setelah itu Jimmy mulai mau duduk di kursi biasa seperti kita (sok gede!), jadi sekarang pakai booster seat. Tapi sekali-sekali dia masih minta duduk di high-chairnya. Kalau makan di luar ya dia adaptasi aja sama keadaan. Kalau ada kursi tinggi ya syukur, kalau ga ada ya dipangku atau didudukin di meja aja.

Apa bedanya high-chair dan booster seat?
Kalau menurutku pribadi sih high-chair lebih cocok untuk bayi, kesannya lebih aman dan kokoh; dan booster seat untuk yang sudah agak besaran. Tapi sekarang kayaknya sudah banyak booster seat yang modelnya macam-macam ya, jadi mungkin pendapatku ini kurang akurat.

Pada akhirnya, jangan membiarkan kekurangan perlengkapan BLW menghambat proses belajar anak, BLW ga perlu apa-apa kok (kecuali ya alat masak buat masak...ya iyalahh)..

Btw yang tinggal di daerah dan mau titip high chair seperti Jimmy, bisa lihat di Toko BLW.

Wednesday, March 18, 2015

Huaaa Jimmy udah gede

Before
Jimmy sudah resmi pindah dari cribnya ke kasur di lantai biar dia bebas naik turun kalau sudah bangun tidur. Eh bener deh tadi pagi tiba-tiba ada makhluk kecil masuk ke kamarku bangunin aku jam 5:30 pagi =P. 

After

Sunday, March 15, 2015

Alasan BLW masuk akal

Semua orang memulai BLW untuk alasan yang berbeda-beda:
  • Ada yang kurang suka masak, jadi kayaknya BLW praktis buat mereka
  • Ada yang pernah lihat anak BLW lainnya dan takjub dan pengen menerapkan hal yang sama ke bayinya
  • Ada yang males nyuapin, atau ngejar-ngejar anak untuk disuapin pas gede nantinya
  • Ada yang karena memang anaknya ga mau disuapin sama sekali, jadi iseng coba-coba biarin dia makan sendiri, ehhh mau. Jadilah ber-BLW
  • Ada yang benar-benar mempelajari dan menyukai filosofi BLW dan mengambil keputusan untuk mengikutinya, dll. dst.

Kalau aku pribadi dimulai dengan alasan #1 hihihi...kemudian aku pelajari deh si BLW ini panjang lebar dari semua sumber yang ada di Internet (belum beli buku BLW waktu itu), dan akhirnya alasanku bergeser ke #5.

Penting lho untuk dari awal mempertanyakan diri sendiri kenapa kita mau menerapkan BLW ke bayi kita. Karena keyakinan itulah yang akan 'menyelamatkan' kita ketika kita mulai ragu dengan konsep ini dan meragukan kemampuan bayi kita.
Bisa dibilang BLW itu bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian. Pada awalnya mungkin bayi akan memakan waktu yang lama untuk mengambil makanannya dan memasukkan ke mulut.
Jadi, keyakinan ibu adalah kunci dari kesuksesan BLW. Tentunya kalau ada dukungan dari suami, dll akan sangat membantu. Tetapi pada dasarnya semua akan bergantung pada kita.

Jadi semangat ya ibu-ibu memperdalam pengetahuan tentang BLW, entah itu dari Internet, dari buku, dari forum, dari grup BLW Indonesia, dll.


Untuk aku pribadi, ini informasi yang paling bikin aku yakin tentang BLW (sumber dari buku Baby-Led Weaning karangan Gill Rapley & Tracey Murkett):

Bayi kita berguling, merangkak, duduk, berdiri, berjalan dan berbicara tanpa perlu diajarkan, Mereka mengembangkan keterampilan tersebut dengan sendirinya secara alami ketika mereka siap. Siapa yang pernah ngalamin - ditinggal sebentar eh tiba-tiba bayi sudah berguling dari kasur ke ke lantai =P


Apakah kita bisa paksa mereka untuk belajar semua itu? Ga kan? Pasti akan terjadi sendiri ketika mereka siap, dan kita hanya bisa memberikan mereka kesempatan untuk belajar melakukannya secara alami.
Contoh: Kalau kita menaruh bayi kita di lantai, ini memberi dia kesempatan untuk berguling-guling (bayangin kita yang paksa gulingin-gulingin dia...kasihan kan =P)
Sama halnya dengan berdiri dan berjalan. Jia terus diberi kesempatan, akhirnya bayi akan melakukannya sendiri.

Mengapa pemberian makanan harus berbeda?


Kalau ibu-ibu lain, apa alasan menerapkan metode BLW?

Friday, March 13, 2015

Jimmy 1 tahun 9 bulan

Sebulan akhir ini si Jimmy mulai ga mau duduk di high chairnya, maunya duduk di kursi makan biasa, sok anak gede padahal 100 cm aja belum tingginya. Malah makin berantakan dong makannya, wong jadi kependekan =D

Tapi yo wis lah tak ikutin, dan untungnya sempat beli booster bekas, jadi mulai kepake deh.

Sebenernya dia coba nego-nego untuk duduk di tempat lain selain meja makan (ruang mainnya lah, depan sofa lah, dll.), tapi plis dehhhh, makan yoghurt sebelah sofa kulitku yang masih dicicil  belinya???? No way bus way lah yaw.

Sekarang dia makin aktif mainnya, maunya mainnnnn terus. Jadi kalau jam ngemil jangan harap dia mau duduk di meja makan. Jadi sekarang tak taruh aja cemilannya di piring di meja rendah dekat dia main. Mau makan ya ambil sendiri. Jadi di sela main kereta-keretaan dia comot 1 pepaya, lanjut main lagi.

Trus ya, si anak ini sudah mengerti bahwa snack itu kadang memang lebih nikmat dari makanan utama =P
Contoh: Kita ceritanya lagi di food court AhPoong Bogor jam makan siang. Nasi dan sop buntut (mahal) sudah menanti Jimmy di piring yang cantik. Tapi sepersekian detik matanya melihat snack cookies yang ada dalam tasku. Ngerengek lah dia minta si cookies. Aku bilang makan tuh nasi dan sop buntut, ini waktunya makan siang. Ga seneng lah dia, dan 'nangis' (tanpa air mata - you know lah anak kalau drama). Aku cuekin aja. Terserahhhh mau nangis kayak apa, kalau mau makan ya makan nasi ini, kalau ga mau ya ga usah makan sama sekali.
30 detik kemudian, dia berhenti, ceria kembali, dan duduk manis untuk makan si sop buntut =D

Btw, 30 detik kesannya sebentar banget ya, tapi percayalah, itu cukup untuk menjadi PUSAT PERHATIAN orang sekitar.

Intinya: sebenarnya anak bukan pemakan yang 'pemilih', mereka cuman iseng aja nguji nyali kita di tempat umum =P