Jimmy sudah beberapa kali harus bepergian ke luar kota dan menginap di hotel ketika sudah mulai MPASI. Pasti semua ibu-ibu bingung deh mikirin bayinya makan apa kalau lagi pergi-pergi, apalagi kalau nginapnya di hotel yang biasanya ga ada fasilitas dapur. Saya pun bingung dulu, tapi ya sambil jalanin sambil belajar, namanya juga anak pertama ya.
Ini pengalaman Jimmy ber BLW ketiga bepergian:
Umur 7 bulan - Bandung, 1 malam di hotel
Waktu itu Jimmy masih tahap belajar makan, dan jadwal makannya masih santai.
Pagi sebelum berangkat, saya kukusin beberapa makanan untuk dihabiskan hari itu. Jadi pas hari pertama aman. Besok paginya kita manfaatin fasilitas sarapan di hotel, dan Jimmy dengan senang hati memakan buah-buahan disana (dengan pelototan ibu-ibu lain yang takjub haha). Kekurangannya ya kadang high chair hotel kurang sesuai untuk bayi yang masih kecil, jadi duduknya agak sulit saja. Setelah itu baru makan lagi pas sampai Jakarta sorenya. Lancar lah.
Menjelang 11 bulan - Bogor, 1 malam di hotel
Nah umur segini Jimmy udah ngerti bahwa makan merupakan kebutuhan, jadi sudah harus makan 3 kali sehari dan perlu karbo, sayur dan daging. Terus terang saya waktu itu bingung nanti kasih dia makan apa berhubung saya belum pernah menginap di hotel ini, dan saya juga ga tau di dalam/sekitar hotel itu restorannya seperti apa. Apakah layak untuk dimakan oleh Jimmy atau tidak. Dan pada saat itu, Jimmy masih suka sayuran yang dikukus.
Akhirnya sehari sebelum berangkat, saya ke pasar dan cari kukusan elektrik deh buat jaga-jaga. Daripada disana kebingungan. Setidaknya saya tenang bisa masak untuk Jimmy kalau perlu. Pas dapet kukusan yang sekalian bisa dipakai untuk numis daging giling. Harganya ga sampai 200 ribu waktu itu kayaknya.
Jadi paginya, saya masak untuk dia sekali makan, dan saya siapin deh bahan-bahan mentahnya yang mau dibawa: daging giling yang tinggal ditumis dikit (beserta minyak zaitunnya), sayurannya brokoli dan labu siam, dan karbo berupa kentang dan ubi yang tinggal dikukus.
Tentunya selain itu harus bawa peralatan makannya berupa kontainer, 2 sendok dan sponge+sabun cuci piring khusus bayi.
Dannnnnn, untung sekali saya beli cooker elektrik itu. Karena ternyata makanan disana hanya sedikit yang cocok buat Jimmy. Sempet pesen gurame bakar...tapi keluarnya gosong. Jadi sekitar 80% dari makanan Jimmy ya yang bawa dari rumah itu. Sisanya yang makan di hotel ya nasi putih, sedikit pasta, buah dan roti.
Umur 1 tahun 1 bulan - Singapura, 4 malam di hotel
Nah ini nih bepergian yang paling bikin bingung, dikarenakan:
- Ke luar negeri gitu lho, lebih susah lagi medannya.
- Waktu itu kita kesini bukan untuk senang-senang, melainkan untuk mengantar keluarga saya yang harus operasi. Dalam arti, seharian Jimmy hanya akan ditemani oleh suami, karena saya seharian harus jaga di rumah sakit. Bayangin aja, suami yang ga pernah masak, ga pernah siapin makanan untuk Jimmy, dan suka kasih makanan asal-asalan ke Jimmy (gorengan!). Gimanaaaa cobaaaaa. Sebenernya Jimmy umur segini udah bisa makan makanan restoran apa aja mungkin ya. Tapi berhubung di Jakarta aja kita jarang makan di luar rumah, jadi ga terlalu berpengalaman makan di restoran.
Akhirnya saya mencoba atur strategi sebelum pergi:
- Saya mencari hotel yang ada dapurnya.
- Saya akan berbelanja di supermarket dan pagi-pagi sebelum ke rumah sakit akan memasak untuk Jimmy, untuk jaga-jaga kalau makanan di restoran ga cocok.
- Beli banyak buah sebagai cemilan seharian.
Dan apakah yang terjadi akhirnya?Bisa dibilang gagal haha.
Pertama, ternyata pas saya ke supermarket deket hotel, mereka ga jual daging yang biasa saya olah. Adanya cuman steak steak segede gaban yang agak susah dikunyah sama Jimmy. Di supermarket itu juga berasnya cuman ada yang berbentuk butir-butir kecil yang susah dipegang akhirnya. Sayur pun stoknya tebatas.....hmpffff. Kenapa ga ke supermarket lain? Cuman disana yang bisa jalan kaki dari hotel, dan terus terang waktu saya sedikit sekali untuk bisa berbelanja karena harus segera ke rumah sakit setiap hari. Yang berhasil hanya buah haha.
Jadi gimana?Ya sudah, saya pasrah saja deh Jimmy dibawa sama suami seharian, dan makan makanan di restoran. Paling cuman pagi aja yang makan roti.
Dikarenakan Jimmy belum terlalu terbiasa makan makanan restoran (selama ini seringnya dimasakin terus di rumah), apalagi di Singapura, alhasil dia makannya ga terlalu banyak, dan berat badannya turun sedikit minggu itu haha.
Saya sendiri ga tau rinciannya (restoran jenis apa, dll.) tapi saya rasa dia kurang cocok karena mungkin daging atau sayurannya terlalu keras buat dia, atau terlalu berbumbu, atau jenis makanannya ajaib buat dia.
Tapi tenang, begitu balik ke Jakarta, berat badannya naik lagi.
Umur 1 tahun 4 bulan - Bali, 3 malam di hotel
|
Nasi campur hajarrr |
Setelah Singapura itu, keterampilan Jimmy dalam memakan segala jenis makanan meningkat. Kita juga lebih sering ajak dia makan di restoran untuk latihan. Akhirnya di Bali ini jauh lebih gampang. Ga perlu bawa makanan dari rumah lagi, cuman buah aja buat cemilan di jalan. Selain itu, apa yang kita makan ya dia ikut makan aja, asal ga pedes. Pagi dia paling makan roti dan buah kalau ada.
Siang/malam baru ngikutin yang di restoran. Contoh makanannya waktu itu nasi campur, pizza, kentang dan ikan panggang, nasi soto ayam, dll.
Tapi secara umum, Jimmy juga ga makan sebanyak kalau di rumah sih. Mungkin karena tempat baru dan maunya cepat-cepat bereksplorasi/lari-lari.
Tentunya ini hanya pengalaman pribadi Jimmy aja ya, setiap anak perkembangan BLW-nya beda-beda pastinya. Kayaknya salah satu pelajaran yang saya petik dari ini adalah betapa baiknya kalau kita sebagai ibu bisa menawarkan makanan yang bervariasi dari awal, agar anak juga terbuka akan berbagai jenis makanan.
Terus terang mungkin kesalahan saya secara tidak sadar (atau sadar ya?) adalah memberikan dia jenis makanan yang itu-itu saja. Niatnya sih mengikuti menu bulanan yang sudah disiapkan, tapi seringnya pas pagi '
ya udahlah apa yang ada di kulkas dan cepet aja'...huhu.
Ayoooo semangat ngatur menu lagi!